..scroll down for english..
MULTIMEDIA ARTS IN INDONESIA


Kurator / Curator: Hendro Wiyanto
Seniman / Artists: Ade Darmawan (Jakarta), AG Kus Widananto a.k.a Jompet (Yogyakata), Agus Suwage (Yogyakata), Commonroom (Bandung), Geber Modus Operandi (Yogyakata), Hafiz (Jakarta), Hardiman Radjab (Jakarta), House of Natural Fiber (Yogyakata), Krisna Murti (Jakarta), Muhamad Akbar (Bandung), Performance Fucktory (Yogyakata), Prillia Tania (Bandung), Tintin Wulia (Jakarta), Vensha (Yogyakata), Widiyanto Nugroho (Bandung).
Date: 07 - 27 January 2011
Venue: Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki
Opening Ceremony: 07 January 2011 (19.30)
Open Hour: 11.00 - 21.00
(Selasa - Minggu, kecuali hari libur nasional / Tuesdays to Sundays, closed on public holidays)
Artist Talk
Date: Jumat / Friday, 27 January 2011 (15.00 - 17.00)
Venue: Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki
Pembicara / Speakers: Widianto Nugroho (Indonesia), Tintin Wulia (Indonesia), HONF Collective (Indonesia)
Moderator: Hendro Wiyanto (Indonesia)
Bagaimana hubungan antara seni rupa dengan perkembangan teknologi media,khususnya di Indonesia sekarang ini? Bagaimana seniman menyikapi perkembangan baru di sekitar pokok soal ini? Apakah sebagai sikap ‘estetis’ yang baru, sikap politik seni atau sebuah keniscayaan karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri tak terelakkan oleh siapa pun, di mana pun? Sejumlah seniman, setidaknya lebih kurang dalam dua dekade terakhir ini, dapat ditengarai semakin tampak giat bekerja dengan medium-medium baru, atau katakanlah memasuki gelanggang ‘seni rupa media baru’ di kancah yang semakin global. Apakah media baru akan mengenyahkan yang lama, menggantikannya dan bahkan menggusurnya? Apa kontribusi seniman melalui riset-riset media yang mereka tempuh? Di ranah mana kontribusi para seniman itu berada? Pameran Multimedia Arts in Indonesia (Seni Rupa Multimedia di Indonesia) menunjukkan penampang perkembangan seni rupa di ranah yang jarang diungkap ini dan melibatkan beberapa seniman Indonesia.
How do art and media technology development relate, especially in the context of Indonesia today? How do artists address the newest developments around this main subject? Whether as a new ‘aesthetic’ gesture, as a political art pose, or more as a certainty since the growth in information and communication technology is inevitable to anyone, whoever and wherever s/he is? A number of artists in at least these last two decades could be suspected to be increasingly productive by the utilization of new media, in other words they are entering the ‘new media art’ realm in a more globalized scene. Is new media rendering the old ones obsolete, replacing them, and even obliterating them? What is the contribution of artists given through their media researches? In which realm would these artists’ contributions better serve their function? The Multimedia Arts in Indonesia exhibition presents the cross-section showing the growth of this rarely discovered realm of art and involving Indonesian artists.